

Bali, Indie, Rapcore, Headbang itulah kata yang bisa di simpulkan dari band yang di definisikan sebagai kontrakultura mercenaries, A 5 piece Socio Politico Rap Core Killing Machine dengan formasi tempur Prima & Yuri – MC, Baya – Gitar, Riza-Bass, dan Insan pada Drum. GEEKSSMILE..
Mungkin para penikmat musik metal khususnya hipmetal dan rapcore sudah tidak asing lagi dengan band cadas ini. Shock therapy yang mereka semburkan di panggung sama masifnya dengan ledakan bom bunuh diri gerilyawan Palestina. Provider telepon selular jarang mengundang mereka bermain di event mereka, well, somehow perusahaan rokok lebih permisif bwt mereka.
Lahir dan beraktivitas di scene underground Denpasar yang keras dan didominasi punkrocker bulan September tahun 2001. Perbedaan warna yang mencolok tidak membuat Geekssmile yang pada awalnya setia mengcover lagu-lagu dari Rage Against The Machine, Downset dan Slayer berkecil hati dan terkucilkan, terbukti dengan aktifnya Geekssmile di berbagai gig underground dan hajatan kampus di seputaran Denpasar. GRANAT tahun 2004 adalah salah satu medan perang yang pernah GS taklukkan.
Iklim pergerakan kampus pasca reformasi dan isu movement memberi imbas yang signifikan di sektor lirik Geekssmile. Full circle berhasil kami raih, warna mulai teraba, konsep bermusik sudah tergenggam erat.
Kami menyebutnya “Soulpowered Rap Rock”.
Tahun 2004, ledakan amarah dan gejolak darah muda penuh substansi yang tak terbendung melahirkan Jurnal Perang indonesia (JPI), sebuah full album pertama Geekssmile yang bernuansa lefty, dibalut kentalnya warna Rap, Hevy metal dan Hardcore.
Album ajaib ini tidak akan ditemukan di distro atau toko kaset kesayanganmu, karena JPI tidak pernah dijual. JPI hanya bisa didapatkan di panggung dengan Geekssmile sebagai salah satu line upnya. Sebuah upaya perkenalan dan pembelajaran yang terlahir dengan bantuan Jerinx (Superman Is Dead & Devildice) dan Lonely King Records miliknya. Beruntunglah saya memiliki album ini ^-^.
2009, 11 tahun sudah reformasi berjalan, 8 tahun sudah GS berdiri, sesuai kesepakatan, mereka berjanji hanya merilis album jika ada isu yang mengancam. Tapi apa lacur, bahkan dunia melacurkan dirinya sendiri, isu neo liberalisme, religion holy wars dan terorisme serta global warming yang semakin bikin gerah, akhirnya menyulut sebuah pembenaran untuk kembali berkarya. Geekssmile bertempur lagi, gerigi hitam perang kembali berputar, kembali kepanggung, kembali rehearsal di studio butut kami di pinggiran Denpasar, mendengarkan lagi hevy metal dan anak cucunya, membaca, dan menganalisa seiring pendewasaan masing-masing individu. Upeti Untuk Macan Asia, judul album kedua yang akan jadi saksi bahwa GeesSmile masih menjual jiwanya kepada rock n roll dengan penuh tanggung jawab. Tahun baru 2010 mungkin momentum tepat bagi GS untuk melepaskan macan asia dari kekangan politik busuk..
Temukan, lalu bergerak atau matilah dan jadi satu lagi alasan kenapa Geekssmile menghajar panggung itu sekali lagi.
3 comments:
Band yang cukup terkenal, saya salah satu penggemarnya.
ini salah satu band yang gigs bareng revalina waktu event GME X "Ten Years After Life"
gwa bgt neh...!!
Post a Comment